Scout Promise

"Ikhlas Bakti Bina Bangsa, Berbudi Bawa Laksana"

Jumat, 06 Juni 2014

ADAT AMBALAN

ADAT AMBALAN WIYATA MAHARAJA – WIYATA MAHARANI
SMAN 1 BONDOWOSO

BAB I
PENJELASAN

PASAL 1
PENGERTIAN DAN FUNGSI ADAT

1.         Adat Ambalan adalah suatu peraturan dan kebiasaan yang menjadi ciri khas dan sarana penertib suatu pangkalan yang telah disepakati oleh Warga Ambalan.
2.         Fungsi Adat :
a.     Sebagai identitas suatu pangkalan
b.     Sarana penertib suatu pangkalan
c.     Sebagai dasar dan pedoman

PASAL 2
PEMEGANG ADAT
1.         Pemegang Adat Ambalan adalah Pemangku Adat.
2.         Pemangku Adat adalah seseorang yang memiliki hak, kewajiban dan wewenang dalam memegang adat.
3.         Pemangku Adat memiliki Pusaka Adat yang wajib dijaga.

PASAL 3
HAK, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG PEMANGKU ADAT
1.    Hak Pemangku Adat
a.    Dihargai semua apa yang menjadi kebijaksanaannya.
b.    Memberikan saran yang bersifat membangun.
c.    Diperbolehkan mengambil keputusan secara sepihak apabila kondisi tidak memungkinkan.
d.    Merevisi adat yang sudah tidak sesuai dengan kondisi.
e.    Membacakan sandi ambalan
2.      Kewajiban Pemangku Adat
a.   Menjaga, mengamalkan, dan menjalankan adat ambalan.
b.   Menjaga Pusaka Adat.
c.   Menjaga ketertiban di pangkalan.
d.   Mampu mendampingi Pradana.
e.   Mampu dengan sigap mengambil keputusan.
f.    Mampu dengan cermat menyelektif suatu keadaan.
3.      Wewenang Pemangku Adat
a.   Memberi sanksi kepada pelanggar Adat.
b.   Mendampingi Pradana dalam mengambil Keputusan.
c.   Mengambil keputusan sepihak apabila kondisi mendesak.
d.   Memperkenalkan Adat Ambalan.

PASAL 4
TEMPAT DAN WAKTU
1.      Adat ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani berlaku di pangkalan Ambalan  Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani
2.    Adat ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani berlaku diluar ambalan apabila membawa nama Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani.
3.    Adat Ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani berlaku hanya 1 tahun jabatan dan selanjutnya dapat direvisi dengan revisi yang mendasar dan baik.




PASAL 5
SASARAN
Sasaran Adat ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani adalah membentuk warga ambalan yang :
a.   Memiliki kepribadian yang disiplin, tegas, dan cerdas.
b.   Menghargai seluruh adat dan ketentuan yang berlaku dalam ambalan.
c.   Menghargai apa yang menjadi cita-cita dalam ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani

PASAL 6
REVISI ADAT
1.    Adat Ambalan ditetapkan atas persetujuan seluruh warga Ambalan ketika muspen atau kebijakan pemangku adat
2.    Revisi Adat hanya boleh dilakukan oleh Pemangku Adat.
3.    Perubahan Adat dapat dilakukan dengan ketentuan
·            Disetujui oleh seluruh Warga Ambalan atau dengan kebijakan pemangku adat
·            Menyesuaikan situasi dan kondisi.

BAB II
ISI

ADAT KESEHARIAN

PASAL7
1.    Mengutamakan kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.    Jangan buang sampah sembarangan.
3.    Ketika membereskan pakaian harus sambil jongkok, dan ketika PBB balik kanan dulu, jongkok, lalu bereskan.
4.    TKU jangan sampai tertindih oleh apapun.
5.    Ketika berdo’a tangan berada pada posisi 90’. disilangkan dan telapak tangan  harus terlihat,  kepala ditundukan dan mata di pejamkan. Renungkan do’a
6.    Ketika benda pusaka dikeluarkan oleh pemangku adat, berikan hormat.
7.    Ketika menyanyikan satya dharma pramuka harus dalam posisi sempurna.
8.    Pemakaian atribut Pramuka sesuai dengan peraturan Kwartir Ranting Nasional.
9.    Penggunaan seragam pramuka lengkap dapat disesuaikan dengan keadaan.
10.  Di dalam pertemuan, saat pemimpin mengenakan seragam Pramuka lengkap, maka anggota wajib mengenakan seragam Pramuka lengkap.
11.  Bagi Pramuka Penegak Ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani harus berambut rapih
12.  Dalam keadaan tertentu hasduk harus diselamatkan dengan ketentuan dimasukan kebawah kancing pertama baju.
13.  Saat baret tidak dipakai, tidak boleh dimasukan kedalam saku celana, wajib dipegang atau ditaruh di tempat yang semestinya.
14.  Warna kaos kaki dan sepatu yang dikenakan adalah hitam polos.
15.  Pemakaian Ring dan Hasduk harus kencang dan rapi.
16.  Pakaian harus selalu rapi. ikat pinggang harus terlihat.
17.  Pada saat pelaksanaan Apel maupun Upacara wajib mengenakan pakaian pramuka lengkap beserta topi dan baret.
18.  Pemakaian perlengkapan pramuka :
1. Hasduk
2. TKU sebelah kanan
3. TKU sebelah kiri
4. Baret
19.  Pelepasan perlengkapan pramuka :
1.    Baret
2.    TKU sebelah kiri
3.    TKU sebelah kanan
4.    Hasduk
20.  Pemakaian / pelepasan perlengkapan pramuka sambil jongkok atau sambil duduk yang enak. 


PASAL 8
MAKAN
1.    Jangan makan  dan minum sambil berdiri kecuali mengemil.
2.    Sebelum makan pasukan harus dalam bentuk barisan yang rapi.
3.    Salah satu anggota ( pemimpin ) memimpin pasukan dalam laporan sebelum makan ( disesuaikan ).
4.    Makanan dipegang di tangan kanan, dan minuman dipegang di tangan kiri.
5.    Haduk diselamatkan tentang Adat pakaian dan penampilan.
6.    Pasukan disiapkan.
7.    Berdoa sebelum makan dipimpin oleh pemimpin.
8.    Pasukan diistirahatkan.
9.    Dalam kondisi makan tidak boleh bersenda gurau.
10.  Selesai makan, pasukan disiapkan dilanjutkan berdoa.
11.  Laporan selesai makan ( disesuaikan ).
12.  Pasukan diistirahatkan.

PASAL 9
BERBICARA
1.    Tidak boleh berkata-kata hewan
2.    Dilarang membuat forum di dalam sebuah forum.
3.    Di dalam sebuah forum apabila ingin menanggapi atau memberi saran wajib mengacungkan     tangan terlebih dahulu setelah itu memohon ijin untuk berbicara, dan boleh berbicara jika   sudah disilakan oleh pemimpin forum.
4.    Dapat menjaga sopan santun.

PASAL 10
SANKSI
1.    Sanksi diberlakukan jika terdapat suatu pelanggaran terhadap Adat Ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani dan/ atau terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh pihak sekolah yang berhubungan dengan kegiatan Kepramukaan.
2.    Sanksi- sanksi yang terdapat di ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani diberlakukan kepada seluruh warga ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani
3.    Sanksi- sanksi  tersebut tidak berlaku bagi Ka Mabigus,Ka Gudep, Pembina, dan Tamu Ambalan.
4.    Jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan Pemangku Adat dan/ atau dari hasil musyawarah Dewan Ambalan
5.    Jenis- jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:
a.    Peringatan  secara lisan melalui teguran dari Pemangku Adat
b.    Peringatan lisan melalui teguran dari Pembina Pramuka.
c.    Diselesaikan oleh pihak sekolah yang berwenang dalam menangani pelanggaran peserta didik.
d.    Sanksi berupa Tindakan dari Pemangku Adat
e.    Sanksi berupa tugas maupun materi berupa uang dan dsb

BAB III
PENUTUP
PASAL 11
Penutup
1.    Hal-hal yang belum ditetapkan dalam buku adat ini akan ditetapkan lebih lanjut.
2.    Apabila terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi ambalan, maka selanjutnya dilakukan revisi terhadap adat tersebut.
3.    Buku adat ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan pemangku adat untuk menjadikan ambalan Wiyata Maharaja – Wiyata Maharani menjadi lebih baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar